Observasi Lingkungan dan Pengembangan Ide Bisnis Inovatif

Oleh: Nafian Firda Cahayani (AE50)

BAGIAN 1: LATAR BELAKANG 

1.1 Deskripsi Area Observasi

Area observasi dilakukan di Pasar Cengkareng, yang merupakan salah satu pasar tradisional besar di wilayah Jakarta Barat yang menjadi tempat utama untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, daging, ikan, dan bahan-bahan pokok. Aktivitas berjualan di pasar ini berlangsung mulai pukul 12.30 malam hingga 17.00 sore, dengan jumlah pengunjung yang cukup banyak, terutama pada pagi hari.

1.2 Alasan Pemilihan Area

Sebuah pasar yang menjadi tempat utama kegiatan ekonomi warga sekitar. Lokasi ini dipilih karena aktivitasnya yang ramai, adanya komunikasi langsung antara pedagang dan pembeli, serta mencerminkan cara hidup ekonomi warga kota. Namun pasar ini masih menghadapi beberapa masalah, seperti kebersihan, metode bertransaksi, dan kurangnya penggunaan teknologi. Selain itu, pasar ini memiliki potensi besar untuk berkembang di bidang usaha berbasis layanan dan teknologi.

1.3 Metode Observasi

  • Pengamatan langsung dilakukan selama tiga hari berturut-turut.
  • Wawancara dengan format semi-terstruktur dilakukan terhadap 6 orang (3 pedagang, 3 pembeli). 
  • Dokumentasi gambar dan catatan langsung mengenai kondisi pasar, kegiatan bertransaksi, serta cara berperilaku pembeli.

BAGIAN 2: HASIL OBSERVASI

2.1 Data Observasi

 Hari    Temuan Observasi   Keterangan
 1   Penumpukan sisa sayuran dan buah di area belakang pasar   Menimbulkan bau tidak sedap
 2   Pembeli kesulitan membawa barang belanjaan berat   Tidak ada layanan pengantaran
 3   Beberapa pedagang belum menggunakan sistem pembayaran digital   Pembeli muda lebih memilih  pembayaran non-tunai

2.2 Ringkasan Wawancara

Pembeli A: "Mengaku malas pergi ke pasar akibat kondisi yang kotor dan kemacetan".
Pembeli B: "Terkadang ingin berbelanja banyak, tetapi merasa malas karena barangnya berat untuk dibawa".
Pedagang C: "Saat ini, banyak generasi muda yang menginginkan QRIS, namun saya masih belum paham bagaimana cara membuatnya".

2.3 Tiga Masalah Teridentifikasi

 No   Masalah   Analisis Singkat
 1   Limbah sayur dan buah menumpuk    Masalah kebersihan dan bau yang mengganggu pengunjung.
 2   Tidak ada layanan bantu angkut/pengantaran    Menyulitkan pembeli dan menurunkan minat belanja besar.
 3   Minimnya pembayaran digital    Menyulitkan transaksi cepat dan efisien bagi pembeli modern.

BAGIAN 3: IDE BISNIS TERPILIH

3.1 Deskripsi Ide Bisnis

Proses Brainstorming (Metode SCAMPER)
Dengan metode SCAMPER, terdapat tiga pilihan solusi bisnis yang dihasilkan:
  1. EcoPasar – mengolah limbah organik menjadi pupuk kompos.
  2. PasarGo – layanan pengantaran belanjaan dari pasar ke tempat tinggal pembeli.
  3. QRPasar – pelatihan serta penyediaan QRIS untuk para pedagang pasar.
Dari ketiga pilihan tersebut, PasarGo dipilih sebagai ide usaha yang paling berpotensi karena kebutuhannya tinggi, mudah diterapkan, serta sesuai dengan tren layanan digital dan logistik mikro.
Nama Ide: "PasarGo"- Layanan Antar Belanja Pasar Tradisional. 
Deskripsi:
PasarGo adalah layanan sederhana berbasis aplikasi dan nomor WhatsApp yang menawarkan jasa antar barang belanjaan dari pasar tradisional langsung ke rumah pembelian. Layanan ini bekerja sama dengan para pedagang di pasar dan pengemudi ojek lokal agar pembeli bisa berbelanja dengan lebih mudah tanpa perlu membawa barang berat.

3.2 Alasan Pemilihan

  • Masalah ini sering terjadi dan dirasakan oleh banyak pembeli.
  • Solusi bisa meningkatkan daya tarik pasar tradisional di masa kini yang digital.
  • Kolaborasi dengan ojek lokal dan pedagang memiliki potensi yang sangat besar.

3.3 Business Model Canvas

  Komponen   Penjelasan
  Partner Kunci   Pedagang pasar, ojek lokal, pengelola pasar
  Aktivitas Kunci   Pengantaran belanja, pemesanan via WhatsApp, manajemen pelanggan
  Nilai Tambah   Belanja pasar menjadi lebih mudah dan praktis tanpa perlu membawa barang berat
  Hubungan Pelanggan   Layanan ramah, sistem langganan, komunikasi langsung via chat
  Segmen Pelanggan   Ibu rumah tangga, pekerja kantoran, lansia, pembeli rutin
  Sumber Daya Kunci   Kurir, kendaraan, aplikasi pesan, branding
  Saluran Distribusi   WhatsApp Business, media sosial, brosur di pasar
  Struktur Biaya   Gaji kurir, biaya promosi, perawatan kendaraan
  Aliran Pendapatan   Biaya jasa pengantaran (Rp5.000–Rp15.000 per pesanan)

BAGIAN 4: ANALISIS KELAYAKAN

Target Pasar: 

  • Wilayah Jakarta Barat, khususnya sekitar Cengkareng dan Kalideres.

  • Warga sekitar pasar, terutama ibu-ibu rumah tangga dan pekerja yang tidak sempat pergi ke pasar di pagi hari.
Keunikan: Layanan berfokus pada pasar tradisional, bukan supermarket, dengan sistem yang sederhana menggunakan WhatsApp.
Kompetitor: Jasa kurir umum seperti GoSend dan GrabExpress, tetapi mereka tidak bekerja sama langsung dengan pedagang di pasar.
Estimasi Biaya Awal:
Promosi & cetak brosur: Rp500.000
Modal awal operasional kurir: Rp1.500.000
Total: Rp2.000.000
Estimasi Harga Jual: Rp5.000–Rp15.000 per pengantaran (tergantung jarak).

BAGIAN 5: RENCANA IMPLEMENTASI

30 Hari Pertama:

   Minggu   Kegiatan
 1   Survei dan sosialisasi kepada pedagang pasar
 2   Rekrutmen kurir dan uji coba sistem pemesanan via WhatsApp
 3   Peluncuran layanan dan promosi brosur di area pasar
 4   Evaluasi awal:  hitung jumlah pesanan, kepuasan pelanggan dan perbaikan layanan

Sumber Daya yang Dibutuhkan:
  • 2 kurir lokal.
  • 2 motor dan box pengantaran.
  • Akses WhatsApp Business dan media sosial.
Metrik Keberhasilan:
  • Minimal 20 pelanggan pertama dalam 1 bulan.
  • Operasional mandiri tanpa kerugian pada bulan kedua.
  • Tingkat kepuasan pelanggan ≥ 80%.

BAGIAN 6: REFLEKSI

Kegiatan observasi ini memberi pengalaman berharga dalam memahami cara inovasi bisnis muncul dari masalah-masalah kecil di sekitar kita. Mengamati kegiatan di pasar mengajarkan pentingnya merasakan kebutuhan pelanggan dan kemampuan mencari solusi yang realistis. Tantangan utamanya adalah mengajak para pengusaha berbicara saat mereka sibuk dan memastikan informasi yang didapat benar-benar akurat.

Dari kegiatan ini, penulis menyadari bahwa inovasi tidak selalu harus menggunakan teknologi canggih, tetapi cukup dengan melihat peluang dari masalah sehari-hari dan memberikan solusi yang berguna bagi masyarakat. Ke depan, ide PasarGo bisa dikembangkan dengan sistem aplikasi yang sederhana serta terintegrasi dengan metode pembayaran digital agar layanan menjadi lebih efisien dan terlihat lebih modern.

LAMPIRAN


 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewirausahaan Berkelanjutan: Kontribusi pada Ekonomi Hijau dan Lingkungan.

Analisis Studi Kasus Kegagalan dan Keberhasilan Wirausaha dari Perspektif Motivasi dan Etika