Kewirausahaan Berkelanjutan: Kontribusi pada Ekonomi Hijau dan Lingkungan.
Oleh: Nafian Firda C (AE50)
(46124010151, Psikologi)
Abstrak
Kewirausahaan berkelanjutan merupakan bagian penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga lingkungan tetap sehat. Artikel ini membahas konsep kewirausahaan dari berbagai sudut pandang, mulai dari perkembangan sepanjang masa, mulai dari masa pertanian hingga masa digital. Artikel ini juga membahas kemampuan yang dibutuhkan oleh seorang pengusaha untuk menghadapi tantangan di zaman sekarang. Fokus utama adalah peran kewirausahaan dalam menciptakan ekonomi yang ramah lingkungan melalui inovasi, teknologi yang ramah lingkungan, serta metode bisnis yang mendukung keberlanjutan. Penelitian mengenai perubahan digital di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia menunjukkan bahwa usaha mandiri tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Hasil pembahasan menegaskan bahwa pengembangan bisnis ramah lingkungan bisa menjadi strategi yang efektif untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Kata Kunci: Kewirausahaan, Ekonomi Hijau, Keberlanjutan, Era Digital, UMKM.
Pendahuluan
Isu seperti perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan ketidakadilan ekonomi mendorong adanya kebutuhan untuk pendekatan pembangunan yang lebih ramah lingkungan. Kewirausahaan, yang merupakan penggerak inovasi, memiliki peran penting dalam memberikan solusi. Schumpeter (1934) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah proses kreatif yang menghancurkan hal lama untuk membangun yang baru, yang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui inovasi. Di masa kini yang digital, para wirausaha bisa memanfaatkan teknologi untuk membangun usaha yang ramah lingkungan, mengurangi sampah, serta meningkatkan penggunaan energi secara efisien. Indonesia, sebagai negara berkembang di mana sekitar 60% dari PDB berasal dari usaha kecil dan menengah, memiliki peluang besar untuk menerapkan kewirausahaan yang berkelanjutan.
Permasalahan
- Kurangnya kemampuan dalam menggunakan teknologi secara tepat oleh pengusaha UMKM membuat penerapan teknologi yang ramah lingkungan berjalan dengan lambat.
- Keterbatasan dalam memperoleh dana hijau untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan.
- Kurangnya kesadaran lingkungan baik dari pihak produsen maupun konsumen menjadi salah satu masalah yang perlu ditangani. Untuk itu, dibutuhkan strategi inovatif agar semangat kewirausahaan tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan lingkungan.
- Ekonomi (Schumpeter, 1934): proses inovasi yang mendorong perkembangan.
- Psikologi (McClelland, 1961): keinginan untuk meraih keberhasilan (need for achievement).
- Manajemen (Drucker, 1985): disiplin yang dapat mengubah peluang menjadi nilai usaha.
- Era Pertanian: Usaha yang memanfaatkan bahan alam, seperti pertanian dan kerajinan tangan. Dampaknya terlihat di tingkat daerah dan perkembangan inovasinya dilakukan secara bertahap.
- Era Industri: Munculnya pabrik, produksi dalam jumlah banyak, dan pengumpulan modal yang besar. Dampaknya di tingkat nasional, serta adanya inovasi yang sangat baru.
- Era Modern: Perusahaan dan pengelolaan dengan cara profesional, seiring berkembangnya model bisnis seperti waralaba (franchising).
- Era Digital: Usaha yang memperhatikan jaringan dan informasi, memiliki pengaruh di seluruh dunia, serta menghadirkan inovasi yang mengubah cara kerja. Contohnya seperti Gojek, Tokopedia, dan perusahaan startup energi terbarukan.
- Visionary Thinking: mampu memprediksi perkembangan berkelanjutan di masa yang akan datang.
- Resilience & Adaptability: bersikap kuat dalam menghadapi hal-hal yang tidak pasti, seperti perubahan harga energi yang bisa terus berubah.
- Digital Literacy: memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi energi dan menurunkan emisi karbon.
- Ecological Intelligence: menjadikan keberlanjutan sebagai pusat dari rencana bisnis.
- Makro: Perkembangan ekonomi yang ramah lingkungan, pengurangan emisi gas rumah kaca, serta pembuatan peluang kerja yang membantu menjaga lingkungan hidup.
- Meso (Industri): Mengembangkan perbaikan industri dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan.
- Mikro (Masyarakat): Peningkatan kualitas hidup, kemudahan dalam memperoleh barang yang ramah lingkungan, serta peluang kerja di bidang yang ramah lingkungan.
- Platform e-commerce mengurangi ketergantungan pada toko fisik, mengurangi penggunaan energi.
- Digital payment mengurangi penggunaan kertas.
- Logistik digital memperbaiki efektivitas pengiriman, mengurangi dampak emisi dari transportasi.
Kesimpulan
- Pemerintah perlu menciptakan berbagai insentif pajak dan bantuan keuangan yang ramah lingkungan.
- Para pengusaha harus memperdalam pengetahuan mereka mengenai teknologi digital serta meningkatkan kesadaran terhadap isu lingkungan.
- Masyarakat diajak untuk memilih produk ramah lingkungan sebagai wujud dukungan terhadap pasar.

Komentar
Posting Komentar